My BLog

Selamat datang di blog Puisi Jingga Langit Mempawah,  Kali ini bukan Puisi yang akan di posting, melainkan hanya coretan - coretan iseng ala saya :D<br /> <br /> <br /> Jujur, saya masih bingung dengan blog saya sendiri :P<br /> Banyak hal yang tak saya ketahui, tapi tak apalah.. toh tak ada kata terlambat untuk belajar bukan?<br /> Sebenarnya saya juga tidak terlalu bisa menulis dalam bahasa yang baik dan benar, Apalagi untuk merangkai cerita yang memiliki alur yang indah, saya hanya menulis apa yang ingin saya tulis.<br /> <br /> Blog ini belum berusia sebulan, Alhamdulilah meskipun begitu sudah ada beberapa teman yang bersedia mampir dan meninggalkan jejak ;)<br /> Namun dari sekian visitor, yang memenuhi <b style="color: blue;">feedjit</b> adalah visitor dari <b><span style="color: blue;">Bandung</span></b>, Siapakah gerangan yang betah berkeliling di <i><span style="color: red;">"Langit Jingga di Mempawah"</span></i> ini???<br /> hehehe.... Thanx for visit<br /> <br /> Sebenarnya ingin juga menambahkan effect sound seperti di blognya mbak anisayu, tapi belum tau caranya :D<br /> Sabar, belajar pelan - pelan saja ;)<br /> <br /> ( Bingung mau nulis apa lagi ) emmm.....<br /> Sekian saja ah.. :D<br /> -paipai-

My BLog

Selamat datang di blog Puisi Jingga Langit Mempawah,  Kali ini bukan Puisi yang akan di posting, melainkan hanya coretan - coretan iseng ala saya :D Jujur, saya masih bingung dengan blog saya sendiri :P Banyak hal yang tak saya ketahui, tapi tak apalah.. toh tak ada kata terlambat untuk belajar buka…

Baca selengkapnya »

Ibu, Aku Ingin Mengadu

Ibu, aku ingin mengadu... <br /> bahwa di penghujung tahun ini aku tergugu disudut ruang waktu. <br /> <br /> Kenapa tangisku mengharu biru, ibu? <br /> Padahal sepanjang usiaku tlah kau ajari aku menyulam tegar,, <br /> Kenapa jatuh membuatku terpuruk, ibu? <br /> Padahal raih tanganmu di sepanjang jejak umurku tlah pula kau selipkan pengajaran tangguh,, <br /> <br /> Ibu, aku ingin mengadu... <br /> Tapi entah kenapa ucapku gagu. <br /> Begitu takut keluhku kan menyulut kecemasan pada teduh nuranimu. <br /> <br /> Aku tau.. <br /> Dari kebeningan matamu aku tau, <br /> ada kasih yg tak pudar meski dilewati ribuan musim.. <br /> dan cinta itu.. Tak kan ada yg sangsi bahwa di hatimu nyalanya senantiasa abadi... <br /> <br /> ...karna setiap hari sepanjang tahun di hidupku adalah hari dimana pengaduanku kau dengar, meski melalui kata yg cuma ku ucap di hatiku... <br /> <br /> Ibu... <br /> Aku.........<br /> <br /> puisi, mempawah, puisi langit mempawah, puisi indonesia, sastra indonesia, Indonesian literature, Puisi cinta, Kesusastraan Indonesia

Ibu, Aku Ingin Mengadu

Ibu, aku ingin mengadu... bahwa di penghujung tahun ini aku tergugu disudut ruang waktu. Kenapa tangisku mengharu biru, ibu? Padahal sepanjang usiaku tlah kau ajari aku menyulam tegar,, Kenapa jatuh membuatku terpuruk, ibu? Padahal raih tanganmu di sepanjang jejak umurku tlah pula kau selipkan …

Baca selengkapnya »

HatiKu Sedang Pergi

<div style="color: blue;"><b>Matahari merah pergi bersama hujan,</b></div><div style="color: blue;"><b>menghadirkan ritual selamat tinggal dalam lambain senja</b></div><div style="color: blue;"><b><br /> </b></div><div style="color: blue;"><b>Pijar - pijar yg tersisa adakah menjelaskan arah?</b></div><div style="color: blue;"><b><br /> </b></div><div style="color: blue;"><b>Hatiku sedang pergi,</b></div><div style="color: blue;"><b>Jauh...</b></div><div style="color: blue;"><b>Sejauh matahari merah itu menghilang</b></div><div style="color: blue;"><b><br /> </b></div><div style="color: blue;"><b>Hatiku sedang pergi,</b></div><div style="color: blue;"><b>Sunyi...</b></div><div style="color: blue;"><b>Sesunyi hati yg mulai dirayapi kabut dingin</b></div><div style="color: blue;"><b><br /> </b></div><div style="color: blue;"><b>Matahari merah pergi bersama hujan,</b></div><div style="color: blue;"><b>mengabsahkan jejak pelan </b></div><div style="color: blue;"><b>bagi perginya hati</b></div><div style="color: blue;"><b>ini...</b><br /> <br /> <b>puisi, mempawah, puisi langit mempawah, puisi indonesia, sastra indonesia, Indonesian literature, Puisi cinta, Kesusastraan Indonesia </b></div>

HatiKu Sedang Pergi

Matahari merah pergi bersama hujan,menghadirkan ritual selamat tinggal dalam lambain senja Pijar - pijar yg tersisa adakah menjelaskan arah? Hatiku sedang pergi,Jauh...Sejauh matahari merah itu menghilang Hatiku sedang pergi,Sunyi...Sesunyi hati yg mulai dirayapi kabut dingin Matahari merah pergi be…

Baca selengkapnya »

Terikat

                                                           (Langit Berwarna Jingga, di Mempawah-ku)<br /> <br /> <br /> <br /> Hatiku masih terikat<br /> Di Suatu tempat<br /> Walau penghujan tlah meniadakan rintik<br /> pun kemilau surya berlalu begitu terik<br /> <br /> Hingga tinggal musim gugur yang kering,<br /> daun - daun jatuh mengubur hitam putih jejak waktu yang lewat.<br /> Namun senyuman tetap hanya sebuah garis lengkung disudut bibir,<br /> sedang tatap mata sama datarnya.<br /> <br /> Hatiku masih terikat<br /> Di suatu tempat<br /> walau ku berjalan sejauh - jauh perginya masa<br /> dan segala ingatan kutepis dari benak<br /> tapi hatiku tak bergerak....<br /> <br /> Lalu apa itu kata beranjak yang kutanam dalam - dalam?<br /> Getaran hatiku masih disana,<br /> di balik lautan luas yang mungkin tak berujung.<br /> Dimana?<br /> <br /> Hatiku masih terikat<br /> di suatu tempat......<br /> <br /> puisi, mempawah, puisi langit mempawah, puisi indonesia, sastra indonesia, Indonesian literature, Puisi cinta, Kesusastraan Indonesia

Terikat

                                                           (Langit Berwarna Jingga, di Mempawah-ku) Hatiku masih terikat Di Suatu tempat Walau penghujan tlah meniadakan rintik pun kemilau surya berlalu begitu terik Hingga tinggal musim gugur yang kering, daun - daun jatuh mengubur hitam putih jejak …

Baca selengkapnya »

BaTaS

<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody> <tr valign="top"><td align="left"><div>Mungkin ada batas yg menarik garis lurus, <br /> merentangkan waktu antara pijakan hati kita... <br /> Memang, <br /> kita menyimpan misteri sendiri - sendiri.. <br /> <br /> Mungkin... <br /> Ada entah yg menjulang, <br /> menerangkan garis batas! <br /> <br /> Mungkin... <br /> Memang ada batas!! <br /> <br /> ( tapi batas tak kan mengalahkan cinta )<br /> <br /> <br /> </div></td> </tr> <tr valign="top"> <td align="left"></td> </tr> <tr valign="top"> <td align="left"><div style="text-align: right;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE1BXLQbUxhIQPFThFmUMd2_tv_im4jOotnJc36wICEXjkqk9OOh6NhUaGUAUZyErHaeD5wzkscJa0QbZCQtopyHKbwqwUZkzewXwdjAPFLyuxpbe8oDOcbrrm_usnMQ7Fm1bvD_CZ8YE5/s1600/_zelika_017.jpg_320_320_0_9223372036854775000_0_1_0.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE1BXLQbUxhIQPFThFmUMd2_tv_im4jOotnJc36wICEXjkqk9OOh6NhUaGUAUZyErHaeD5wzkscJa0QbZCQtopyHKbwqwUZkzewXwdjAPFLyuxpbe8oDOcbrrm_usnMQ7Fm1bvD_CZ8YE5/s200/_zelika_017.jpg_320_320_0_9223372036854775000_0_1_0.jpg" width="150" /></a></div>puisi, mempawah, puisi langit mempawah, puisi indonesia, sastra indonesia, Indonesian literature, Puisi cinta, Kesusastraan Indonesia</td></tr> </tbody></table>

BaTaS

Mungkin ada batas yg menarik garis lurus, merentangkan waktu antara pijakan hati kita... Memang, kita menyimpan misteri sendiri - sendiri.. Mungkin... Ada entah yg menjulang, menerangkan garis batas! Mungkin... Memang ada batas!! ( tapi batas tak kan mengalahkan cinta ) puisi, mempaw…

Baca selengkapnya »

Satria PeLita mengikuti CAHAYA

"....Dimanakah arahmu?<br /> Tunjukan padaku<br /> Aku ingin tinggalkan semua beban ini<br /> Ikuti CAHAYA. . . .<br /> Ikuti CAHAYA. . . ."<br /> <br /> <br /> dan kau sang Satria benar benar mengikuti CAHAYA...<br /> Menyudahi cerita tetang kembara dunia,<br /> <br /> Kau tinggalkan sekelumit jelaga di sisian PeLita,<br /> yang terlambat mengetahui pergimu dua pekan lalu..<br /> <br /> Dan kau satria,<br /> kan hidup di hati pelita,<br /> meski hadirmu cuma sepenggal waktu di lembar lembar rapuh,<br /> <br /> Dan kau Satria..<br /> Ikutilah CAHAYA..<br /> <br /> <br /> ( Ku dedikasikan kepada sahabatku, saudaraku, CAHYA PELITA )<br /> Teriring ucapan.. Innalilahi wa innailaihi rojiun,<br /> Selamat jalan Arya Kurniawan<br /> <br /> <br /> puisi, mempawah, puisi langit mempawah, puisi indonesia, sastra indonesia, Indonesian literature, Puisi cinta, Kesusastraan Indonesia<br /> <br /> (271010)

Satria PeLita mengikuti CAHAYA

"....Dimanakah arahmu? Tunjukan padaku Aku ingin tinggalkan semua beban ini Ikuti CAHAYA. . . . Ikuti CAHAYA. . . ." dan kau sang Satria benar benar mengikuti CAHAYA... Menyudahi cerita tetang kembara dunia, Kau tinggalkan sekelumit jelaga di sisian PeLita, yang terlambat mengetahui pergimu dua peka…

Baca selengkapnya »

Pertama KaLi

Kau ingat bagaimana kita pertama kali bertemu??<br /> Waktu itu rembulan dan matahari tak begitu peduli..<br /> <br /> Mungkin waktu itu nyanyian waktu memesona langkah kita hingga membawa jiwa sejenak berjalan jalan di belahan bumi yg lain..<br /> <br /> Kau ingat bagaimana pertama kali kita bertemu??<br /> Mungkinkah waktu itu angin mencatatkannya sebagai prasasti keabadian musim?<br /> <br /> ...<br /> <br /> Aku selalu ingat..<br /> <br /> Ya <br /> aku selalu ingat..<br /> <br /> puisi, mempawah, puisi langit mempawah, puisi indonesia, sastra indonesia, Indonesian literature, Puisi cinta, Kesusastraan Indonesia<br /> ..

Pertama KaLi

Kau ingat bagaimana kita pertama kali bertemu?? Waktu itu rembulan dan matahari tak begitu peduli.. Mungkin waktu itu nyanyian waktu memesona langkah kita hingga membawa jiwa sejenak berjalan jalan di belahan bumi yg lain.. Kau ingat bagaimana pertama kali kita bertemu?? Mungkinkah waktu itu angin …

Baca selengkapnya »

7 Huruf

Hari ini,<br /> Kata serupa Tujuh Huruf itu meniupkan hawa panas kedalam alir darah,<br /> Sedikit gejolak tak biasa<br /> yang tak seharusnya pula mengisi spasi kosong pagi hening<br /> <br /> Tujuh huruf,<br /> Padamu Padanya<br /> <br /> Walau langit tak pantas senja lebih dulu sebelum mentari turun ke barat,<br /> namun cahaya sudah terlanjur redup,<br /> karena tujuh huruf<br /> karena padamu padanya<br /> <br /> ....<br /> <br /> puisi, mempawah, puisi langit mempawah, puisi indonesia, sastra indonesia, Indonesian literature, Puisi cinta, Kesusastraan Indonesia

7 Huruf

Hari ini, Kata serupa Tujuh Huruf itu meniupkan hawa panas kedalam alir darah, Sedikit gejolak tak biasa yang tak seharusnya pula mengisi spasi kosong pagi hening Tujuh huruf, Padamu Padanya Walau langit tak pantas senja lebih dulu sebelum mentari turun ke barat, namun cahaya sudah terlanjur redup, …

Baca selengkapnya »

Batas di Tepi Pagi

                                       ( Puisi Langit Jingga di Mempawah )<br /> <br /> …dan<br /> Biarkan kularut dalam kesekian kali sajak,<br /> Merebahkan ponggahnya angan- angan yang sebelumnya menampar bagai badai…<br /> <br /> Karena disudut pagi teduh<br /> Nyata Ilahi adalah ketetapan yang harus diinsyafi<br /> <br /> Inilah pusaka batas,<br /> Yang kugenggam dengan tangan – tangan kepasrahan<br /> Tangis yang mengalir dari hati,<br /> Sesak yang menjelagakan rongga dada,<br /> Pun kabut yang mulai turun dari ketinggian jiwa,<br /> <br /> …sudahi saja<br /> <br /> puisi, mempawah, puisi langit mempawah, puisi indonesia, sastra indonesia, Indonesian literature, Puisi cinta, Kesusastraan Indonesia

Batas di Tepi Pagi

                                       ( Puisi Langit Jingga di Mempawah ) …dan Biarkan kularut dalam kesekian kali sajak, Merebahkan ponggahnya angan- angan yang sebelumnya menampar bagai badai… Karena disudut pagi teduh Nyata Ilahi adalah ketetapan yang harus diinsyafi Inilah pusaka batas, Yang ku…

Baca selengkapnya »

Ketika Semua Memang harus Berganti

Seperti Allah menciptakan hakekat hidup dan mati,<br /> seperti itu pula yg berlaku atas musim,<br /> ada datang dan pergi...<br /> <br /> Tiap tiap pertemuan pasti memiliki takdir perpisahan,<br /> semua berganti.. Dengan cara dan bentuk berbeda yg terkadang tidak mampu diraba oleh fikiran manusia..<br /> <br /> Tak akan ada keadaan di dunia ini yg bisa di pertahankan secara abadi,<br /> kan slalu ada yg datang dan pergi,<br /> kan slalu ada yg hilang yg walau pun kita tak pernah ingin menggantinya..<br /> <br /> Tapi musim pun pasti akan berganti..<br /> Semua memang akan berganti..<br /> <br /> ( tapi dari kedalaman hati, tempat-NYA tak kan terganti.<br /> dan tempat seorang umat-NYA tak kan ada yg bs benar2 bs meng<br /> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEfJI-1iEqmvaIv-UWucxdhNIf2slQ2KrBIRsByPNBWx1mukkk02smH9QfPrc7VpYv7wutGaPIvJ75cB23s53JuqYIAYlOivvAsEH8IAJc1APADmPXPU8OjuBMhzsAQHAlKhOIn26OsZqP/s1600/gambar.php.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEfJI-1iEqmvaIv-UWucxdhNIf2slQ2KrBIRsByPNBWx1mukkk02smH9QfPrc7VpYv7wutGaPIvJ75cB23s53JuqYIAYlOivvAsEH8IAJc1APADmPXPU8OjuBMhzsAQHAlKhOIn26OsZqP/s320/gambar.php.jpeg" width="320" /></a>ganti )<br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> puisi, mempawah, puisi langit mempawah, puisi indonesia, sastra indonesia, Indonesian literature, Puisi cinta, Kesusastraan Indonesia

Ketika Semua Memang harus Berganti

Seperti Allah menciptakan hakekat hidup dan mati, seperti itu pula yg berlaku atas musim, ada datang dan pergi... Tiap tiap pertemuan pasti memiliki takdir perpisahan, semua berganti.. Dengan cara dan bentuk berbeda yg terkadang tidak mampu diraba oleh fikiran manusia.. Tak akan ada keadaan di dunia…

Baca selengkapnya »

Tuhan, Biarkan Aku Lupa

Aku mengerti..<br /> Tentang kata menemukan takdirku sendiri,<br /> Aku sangat ingin mengerti bahwa siang malam adalah ketetapan.<br /> <br /> Tuhan,<br /> Biarkan aku lupa...<br /> Pada rasa perih dan menusuk yg kerap hinggap.<br /> <br /> Tuhan,<br /> biarkan aku lupa...<br /> Pada sosok yg menguasai benak dan hati hampir disepanjang waktu.<br /> <br /> Sudah begitu lama terjerat arus berputar tanpa jalan terang..<br /> tanpa tau mana yg sebenarnya takdir...<br /> <br /> Kali ini biarkan aku lupa...<br /> Jika memang segala yg ia katakan memang benar seperti yg ENGKAU suratkan..<br /> <br /> Tuhan, biarkan aku lupa...<br /> Jika memang takdirku adalah tanpa bintangku.<br /> <br /> puisi, mempawah, puisi langit mempawah, puisi indonesia, sastra indonesia, Indonesian literature, Puisi cinta, Kesusastraan Indonesia

Tuhan, Biarkan Aku Lupa

Aku mengerti.. Tentang kata menemukan takdirku sendiri, Aku sangat ingin mengerti bahwa siang malam adalah ketetapan. Tuhan, Biarkan aku lupa... Pada rasa perih dan menusuk yg kerap hinggap. Tuhan, biarkan aku lupa... Pada sosok yg menguasai benak dan hati hampir disepanjang waktu. Sudah begitu lama…

Baca selengkapnya »

Pangeran Negeri Atas Angin

Pangeran,<br /> pinjami aku kuasa sajakmu...<br /> Agar ku temukan liku liku puisi nirwana<br /> ku ingin berlari di dalamnya...<br /> <br /> Ajari pula aku terbang tanpa sayap (kembali) seperti yg dulu pernah kau katakan ketika aku melihat penuh damba pada cakrawala jingga..<br /> <br /> Pangeran,<br /> pinjami aku kuasa sajakmu..<br /> Dan ajaklah ku menuju negeri atas anginmu itu..<br /> Ku ingin bersembunyi disana...<br /> <br /> Menepikan kalut<br /> Menyemikan sunyi menjadi ketenangan yg selimuti diri..<br /> <br /> Pangeran,<br /> pinjami aku kuasa sajakmu demi memasuki niskala makna..<br /> Rahasiakan keberadaanku...<br /> <br /> <br /> ( inget pangeran )<br /> <br /> puisi, mempawah, puisi langit mempawah, puisi indonesia, sastra indonesia, Indonesian literature, Puisi cinta, Kesusastraan Indonesia

Pangeran Negeri Atas Angin

Pangeran, pinjami aku kuasa sajakmu... Agar ku temukan liku liku puisi nirwana ku ingin berlari di dalamnya... Ajari pula aku terbang tanpa sayap (kembali) seperti yg dulu pernah kau katakan ketika aku melihat penuh damba pada cakrawala jingga.. Pangeran, pinjami aku kuasa sajakmu.. Dan ajaklah ku m…

Baca selengkapnya »

PeQueNa

Pequena,<br /> Jelaga resah ini bermula<br /> ketika matahari tertahan diketinggian<br /> tempat pelangi bertaut.<br /> Waktu itu cericit anak burung masih samar terdengar...<br /> <br /> Lalu kita berlari - lari di pematang mimpi,<br /> Menyongsong senja ranum<br /> sebagai muara keindahan yang paripurna<br /> <br /> Pequena,<br /> Jelaga resah ini mengakar di tanah hati<br /> ketika matahari urung menuntaskan kembara...<br /> Waktu itu sayap - sayap anak burung<br /> tlah patah sebelum mampu terbang sempurna...<br /> <br /> ....dan kita menyeret langkah<br /> ke arah yang berbeda<br /> <br /> ( Kota Matahari, Okt'10 )<br /> <br /> puisi, mempawah, puisi langit mempawah, puisi indonesia, sastra indonesia, Indonesian literature, Puisi cinta, Kesusastraan Indonesia

PeQueNa

Pequena, Jelaga resah ini bermula ketika matahari tertahan diketinggian tempat pelangi bertaut. Waktu itu cericit anak burung masih samar terdengar... Lalu kita berlari - lari di pematang mimpi, Menyongsong senja ranum sebagai muara keindahan yang paripurna Pequena, Jelaga resah ini mengakar di tana…

Baca selengkapnya »

Mencarimu

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> Mempawah, dalam Hujan<br /> Pada posting kali ini, Puisi Langit Mempawah akan menulis posting puisi yang berjudul Mencarimu. Mudah-mudahan puisi ini dapat memberikan suatu inspirasi bagi rekan yang berkunjung saat ini. Oke, para pengunjung sekalian, langsung saja baca ya.......... <br /> <br /> Sudah lama tak melihatmu membiakkan kata,<br /> desau angin pun menacari rupa<br /> apakah di sepenggalah pagi yang terlalu sunyi ini<br /> masih ada jejak samarmu tergoreskan?<br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBGVzDHCgMF-u5Pb7W-Pi6Gj2w419T0Uxc0UimLlNSIoQLyWfFPBd4cfQ-PnaOFWClbVZF8gBrkclHIpHRLzpQT2mtcNHRmgvcRHLnbr2_TUK6_YLOxmyhCWcWXMZCJMjOdvS42ux3Pomd/s1600/PuisiLangitMempawah1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBGVzDHCgMF-u5Pb7W-Pi6Gj2w419T0Uxc0UimLlNSIoQLyWfFPBd4cfQ-PnaOFWClbVZF8gBrkclHIpHRLzpQT2mtcNHRmgvcRHLnbr2_TUK6_YLOxmyhCWcWXMZCJMjOdvS42ux3Pomd/s1600/PuisiLangitMempawah1.png" /></a></div> <br /> Sudah lama tak melihatmu tersenyum dalam kata,<br /> mungkin ketiadaanmu adalah persembunyian yang purnama<br /> mungkin menepikan gejolak rasa<br /> mungkin juga tiada apa - apa yang menjadi kata Karena...<br /> <br /> ....dan<br /> Lihatlah hujan berdebu di pagi ini<br /> Kaulah hujan yang hilang<br /> <br /> Sudah lama tak melihatmu,<br /> Sudah lama tak terbaca jejakmu...<br /> <br /> <br /> ( Today )<br /> <br /> puisi, mempawah, puisi langit mempawah, puisi indonesia, sastra indonesia, Indonesian literature, Puisi cinta, Kesusastraan Indonesia</div>

Mencarimu

Mempawah, dalam Hujan Pada posting kali ini, Puisi Langit Mempawah akan menulis posting puisi yang berjudul Mencarimu. Mudah-mudahan puisi ini dapat memberikan suatu inspirasi bagi rekan yang berkunjung saat ini. Oke, para pengunjung sekalian, langsung saja baca ya.......... Sudah lama tak melihat…

Baca selengkapnya »

Kita Pernah ( Kisah Seekor Enggang )

<div style="color: blue;">Suatu kali,</div><div style="color: blue;">Burung enggang hinggapi ranting pohon bakau,</div><div style="color: blue;">Karena tiba – tiba ia begitu ingin menatap laut</div><div style="color: blue;"><br /> </div><div style="color: blue;">Di laut itu,</div><div style="color: blue;">Pernah ia larungkan hati</div><div style="color: blue;">Pernah ia sengaja biarkan jiwa hanyut mengikuti ombak</div><div style="color: blue;"><br /> </div><div style="color: blue;">Kadang ia berfikir</div><div style="color: blue;">Untuk apa kembali kesini?</div><div style="color: blue;">Pesisir ini tak menerima jejak terbangnya..</div><div style="color: blue;">Bukan ini tempat yang bias membuatnya hidup selayak Enggang yang lain,,</div><div style="color: blue;"><br /> </div><div style="color: blue;">…tapi rindu</div><div style="color: blue;">Sedemikian nyalang!</div><div style="color: blue;"><br /> </div><div style="color: blue;">Masih diranting pohon bakau yang sunyi,</div><div style="color: blue;">Burung Enggang membirkan gelisahnya tumpah…</div><div style="color: blue;">Semakin lama,</div><div style="color: blue;">Semakin ia tau</div><div style="color: blue;">Bahwa kini, disini, hatinya semakin nyeri…</div><div style="color: blue;">Ia selalu punya keinginan kembali melayari laut,</div><div style="color: blue;">Tapi biduknya sudah lama bederai menghantam karang</div><div style="color: blue;"><br /> </div><div style="color: blue;">Lalu apa yang diharap lagi??</div><div style="color: blue;">Tak selalu asa yang bergaung dahsyat dapat menemu simpul nyata yang mengikat erat..</div><div style="color: blue;">Tak…</div><div style="color: blue;"><br /> </div><div style="color: blue;"><br /> </div><div style="color: blue;"><br /> </div><div style="color: blue;">“Kita pernah sehaluan,</div><div style="color: blue;">Menyusuri pematang mimpi,</div><div style="color: blue;">Memangkas kata jarak yang seperti harga mati…</div><div style="color: blue;">Kita pernah,</div><div style="color: blue;">Hanya pernah…” ia tulis iu dipasir sebelum kembali mengepakkan sayap</div><div style="color: blue;">Dan pulang ke hutan gelap.</div><div style="color: blue;"><br /> </div><div style="color: blue;">( Kisah seekor Enggang )<br /> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgJtZNnty3apL3ohS2i-L5ZhdwjimRiRbHH0EZfTO5odWmn3wvBpnliG9guaqYK9MbzcPiRz_IpwAmp-DyFA39ufMeo2FmNpo8wleRMIRge8c798-B1TjKiOsfHrU6T9EHY7fmOmv_OTUL/s1600/Merry2.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgJtZNnty3apL3ohS2i-L5ZhdwjimRiRbHH0EZfTO5odWmn3wvBpnliG9guaqYK9MbzcPiRz_IpwAmp-DyFA39ufMeo2FmNpo8wleRMIRge8c798-B1TjKiOsfHrU6T9EHY7fmOmv_OTUL/s1600/Merry2.png" /></a></div>puisi, mempawah, puisi langit mempawah, puisi indonesia, sastra indonesia, Indonesian literature, Puisi cinta, Kesusastraan Indonesia <br /> <br /> </div>

Kita Pernah ( Kisah Seekor Enggang )

Suatu kali,Burung enggang hinggapi ranting pohon bakau,Karena tiba – tiba ia begitu ingin menatap laut Di laut itu,Pernah ia larungkan hatiPernah ia sengaja biarkan jiwa hanyut mengikuti ombak Kadang ia berfikirUntuk apa kembali kesini?Pesisir ini tak menerima jejak terbangnya..Bukan ini tempat yan…

Baca selengkapnya »

SeLamat JaLan

<i>                                                    <span style="font-family: inherit;">{ Puisi di Langit Mempawah }</span></i><br /> <div style="font-family: inherit;"><br /> </div><div style="font-family: inherit;">Tanpa lambaian tangan,</div><div style="font-family: inherit;">Tanpa tatap mata sendu yang tak terartikan,</div><div style="font-family: inherit;">terbanglah laksana elang</div><div style="font-family: inherit;">Rengkuhlah segala cahaya di jalan pulang</div><div style="font-family: inherit;"><br /> </div><div style="font-family: inherit;">Selamat Jalan....</div><div style="font-family: inherit;">( Apakah airmata wajar tergenangkan? )</div><div style="font-family: inherit;"><br /> </div><div style="font-family: inherit;">26 September 2010</div><div style="font-family: inherit;">Khatulistiwa,</div><div style="font-family: inherit;">Tempat segala kisah gagal membentuk paragrafh - paragrafh cerita.</div><div style="font-family: inherit;">Selamat berpisah,</div><div style="font-family: inherit;">meski tak pernah ada yang bertemu</div><div style="font-family: inherit;"><br /> </div><span style="font-family: inherit;">.........................</span><br /> <br /> <span style="font-family: inherit;">puisi, mempawah, puisi langit mempawah, puisi indonesia, sastra indonesia, Indonesian literature, Puisi cinta, Kesusastraan Indonesia </span>

SeLamat JaLan

                                                    { Puisi di Langit Mempawah } Tanpa lambaian tangan,Tanpa tatap mata sendu yang tak terartikan,terbanglah laksana elangRengkuhlah segala cahaya di jalan pulang Selamat Jalan....( Apakah airmata wajar tergenangkan? ) 26 September 2010Khatulistiwa,Tem…

Baca selengkapnya »

LOVING YOU ( ILALANG DAN BINTANG )

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd6Ly9VRzlA8BBkjPqBSQn0-ybXBO7kCBKgyMfVgEuHDYV9NQK9dP-wXp-k0E_Ff-e257Vc3zQ3QilLkwVeLx2Ie1frNoRghL5ZNGfSXk0f4tzSfI8tExKeQg8Y_SG5mxPnwUotySLCjeI/s1600/Merry.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd6Ly9VRzlA8BBkjPqBSQn0-ybXBO7kCBKgyMfVgEuHDYV9NQK9dP-wXp-k0E_Ff-e257Vc3zQ3QilLkwVeLx2Ie1frNoRghL5ZNGfSXk0f4tzSfI8tExKeQg8Y_SG5mxPnwUotySLCjeI/s1600/Merry.png" /></a></div>ILaLang :<br /> Sebenarnya, aku menunggumu...<br /> Menunggu keberadaanmu diantara hitam malam ini<br /> Kau tau ? ingin kudekap siluetmu dengan tangan – tangan semuku..<br /> Ingin kutatap teduh matamu dengan matakata-ku.<br /> Ya, sunyi pun tau bahwa ku merindu...<br /> Sunyi pun mengerti pandanganku sendu...<br /> <br /> Sebenarnya, aku menunggumu.<br /> Dalam tiap kediaman dan ketiadaanmu aku menunggumu..<br /> Menunggu kau artikan hitam ke dalam pelangi – pelangi malam..<br /> Karna hanya kau yang sanggup untuk itu.<br /> Sebenarnya, aku menunggumu...<br /> Menunggumu untuk waktu yang tak ada buatku....<br /> <br /> Bintang :<br /> ( Menghilang )<br /> <br /> 3 Maret 2011<br /> <br /> puisi, mempawah, puisi langit mempawah, puisi indonesia, sastra indonesia, Indonesian literature, Puisi cinta, Kesusastraan Indonesia

LOVING YOU ( ILALANG DAN BINTANG )

ILaLang : Sebenarnya, aku menunggumu... Menunggu keberadaanmu diantara hitam malam ini Kau tau ? ingin kudekap siluetmu dengan tangan – tangan semuku.. Ingin kutatap teduh matamu dengan matakata-ku. Ya, sunyi pun tau bahwa ku merindu... Sunyi pun mengerti pandanganku sendu... Sebenarnya, aku menun…

Baca selengkapnya »

Kirimi Aku Mawar Merah

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://i1129.photobucket.com/albums/m518/Mempawahcreation/Supernova%20Flower/LonelyTree1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://i1129.photobucket.com/albums/m518/Mempawahcreation/Supernova%20Flower/LonelyTree1.jpg" /></a></div>Rembulan hampir memberi tanda<br /> Pekat – pekat merubah nuansa…<br /> <br /> Kirimi aku mawar merah,<br /> Dikeberadaan hari dimana doaku abadi<br /> Merah seperti darah yang mengalirkan cinta<br /> Keseluruh tubuh<br /> <br /> Kirimi aku mawar merah,<br /> Diselarik sajak yang tergores pelan…<br /> Merah, bagai matahari suatu senja di khatulistiwa<br /> <br /> Ku masih jagai langit<br /> Ku masih menatap istana angin dengan binar,<br /> Ku masih membaca kata-mu yang kusimpan ketika rembulan<br /> Member tanda di musim – musim terdahulu….<br /> <br /> Kirimi aku…..<br /> <br /> 28 Februari 2011

Kirimi Aku Mawar Merah

Rembulan hampir memberi tanda Pekat – pekat merubah nuansa… Kirimi aku mawar merah, Dikeberadaan hari dimana doaku abadi Merah seperti darah yang mengalirkan cinta Keseluruh tubuh Kirimi aku mawar merah, Diselarik sajak yang tergores pelan… Merah, bagai matahari suatu senja di khatulistiwa Ku masih …

Baca selengkapnya »