JaLan Panjang

Jalan panjang sudah dilalui. Bersemangat seperti berapi - api,  sudah. Terpukul terpuruk kalah, sudah. Tertawa, menangis, bersabar, tak sabar, gamang, buntu, juga sudah. <br /> <br /> Setelah musim menjadi pasrah berserah, maka langit tiada upaya. Anak burung kembali ke sarang, Dan Ilalang cuma melepas angan terbang. Musim sudah berserah, lalu apa lagi? Bukan tak pernah mengejar sekuat hati, bukan pula tak pernah menyerah dan mengunci jiwa dikedalaman diri. Sudah, pernah. <br /> Namun, kaca takdir tak menampakan rupa bayangan. <br /> <br /> Jalan yang begitu panjang itu sudah dilalui, tak pelak juga menyisakan banyak cenderahati kenang- kenang rasa. Setelah musim berserah, langit ini tiada tau mesti menyimpul keteruraian cakrawala diarah mata angin yang mana... <br /> Setelah musim pasrah, langit juga berserah... Biarlah angan mimpi diambil kembali oleh Sang Maha Pemberi... <br /> Anugerah rasa yang tak teralamatkan pasti, maafkan bila belum mampu tertunaikan... <br /> <br /> Langit juga telah berserah, jika pun pada akhirnya jalan panjang terhenti disini dan sisa nafas memudar dalam sejarah... <br /> Bukan lelah, hanya ikut pasrah. Bukan jenuh, hanya belajar memugar jiwa pada tubuh... <br /> <br /> Jalan panjang sudah dilalui, dan mungkin jalan panjang juga masih didepan sana... <br /> Jika dua jiwa tak mampu menembus bentuk yang memisah jalan, mungkin.. kelak.. Suatu waktu.. Suatu sudut.. Kan ada persimpangan yang menghubungkan. <br /> Mungkin... <br /> <br /> (...juLy bercerita pada hujan )

JaLan Panjang

Jalan panjang sudah dilalui. Bersemangat seperti berapi - api,  sudah. Terpukul terpuruk kalah, sudah. Tertawa, menangis, bersabar, tak sab...

Baca selengkapnya »

Ode Buat "Kamu"

                                                                           To. BLue_Star<br /> <br /> Jantung ini seperti berteriak <br /> Jiwa ini seperti bergejolak <br /> Tak ada yang pernah mampu menumbuhkan rasa tak terkendali pada lubuk hatiku, <br /> selain <br /> Kamu <br /> <br /> Dan JuLy yang kesekian ini semakin mengokohkan pilar biru jingga <br /> Penopang mimpi yang berkeliaran meski tanpa tertidur... <br /> <br /> Dan Kamu, <br /> Saja <br /> yang tau dan memahami seperti apa laut jiwa bergejolak, <br /> <br /> Dan Kamu, <br /> Saja <br /> yang tau dan memahami sebagaimana liku kusut hati tercetak, <br /> <br /> Dan Kamu, <br /> Saja <br /> Yang mau mengerti <br /> dan mau mencintai bentuk kurang diri...<br /> <br /> ......

Ode Buat "Kamu"

                                                                           To. BLue_Star Jantung ini seperti berteriak Jiwa ini seperti b...

Baca selengkapnya »

Purnama Basah

<div> <span class="df">Langit begitu terang,<br /> melukiskan bunga bunga awan persembahan cinta pd cakrawala malam,<br /> Adakah hati menjadi begitu gamang?<br /> Bila tiba tiba rintik hujan bagai jarum menghujam?<br /> <br /> Namun purnama yg basah tetap saja bercerita<br /> Menanamkan kata Bara pada sisi kerapuhan sukma,<br /> sebab disana.. Pernah jg ia semikan setitik cahaya.<br /> <br /> Purnama basah,<br /> Seperti hati yg tersiram hujan terang bulan,<br /> sukma memang resah..<br /> Membiarkan kepak sayap ilusi terbang tak berteman...</span></div><div><span class="df"> </span></div><div><span class="df"> </span> </div>

Purnama Basah

Langit begitu terang, melukiskan bunga bunga awan persembahan cinta pd cakrawala malam, Adakah hati menjadi begitu gamang? Bila...

Baca selengkapnya »

Lighthouse

<span class="df">Aku bukan mercusuar yang setia menjagai pantai,<br /> tak huyung meski musim musim datang dan pergi dengan pongah...<br /> <br /> Aku bukan mercusuar yang kokoh menjagai pantai,<br /> yang biar ombak ganas menerpa pun ia tak kan bergeming.<br /> <br /> Aku bukan mercusuar yang senantiasa menjagai pantai,<br /> yang selalu mencahayakan gulita bagi kapal yang tesesat didalam badai.<br /> <br /> Aku bukan...<br /> Dan aku tak mampu...<br /> <br /> Karna hati terbuat dari gumpalan darah, bukan bebatuan kokoh tak punya rasa...<br /> <br /> Aku bukan mercusuar...<br /> Kan ku biarkan pantaiku gelap...</span><br /> <br /> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAPXA8Bx0xMXhJLFaQKvYbc3IZunQWlUXp4LgSHV2vK1bPXja3tkQo5CeY5cxmTt9R-7U_lZwM8isD_xaQ8LzU6OsYoJoORQgVpDfiT5bMt3z-Cafqnmx1gtWlvgBTvxtBNMVanX7mFQMv/s1600/mercusuar.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAPXA8Bx0xMXhJLFaQKvYbc3IZunQWlUXp4LgSHV2vK1bPXja3tkQo5CeY5cxmTt9R-7U_lZwM8isD_xaQ8LzU6OsYoJoORQgVpDfiT5bMt3z-Cafqnmx1gtWlvgBTvxtBNMVanX7mFQMv/s320/mercusuar.gif" width="223" /></a></div>

Lighthouse

Aku bukan mercusuar yang setia menjagai pantai, tak huyung meski musim musim datang dan pergi dengan pongah... Aku bukan mercusuar yang k...

Baca selengkapnya »

Titik Terendah

<span class="df">Aku ingin menangis, Emak.<br /> Menumpahkah riuh kelabu yang terkumpul berwaktu - waktu.<br /> Ikhlas itu perkara rumit tuk ku leburkan dalam tiap bahasa jiwa dan gerak tubuh.<br /> Hatiku masih takluk, Emak.<br /> Masih takluk pada keinginan yg bersemayam diatas harap.<br /> <br /> Aku menangis, Emak.<br /> Dekap aku meski kita berjarakan 'ketidaktahuan'mu,<br /> tapi engkau pasti mengerti pada gurat sendu yang mengambang pada mata ini..<br /> <br /> Kembali lagi aku pada titik terendah,<br /> kalah pada rasa sedih..<br /> Sapa lembut angin terasa badai yg menghuyung.<br /> Berubahkan inderaku dalam mengenali rasa?<br /> Aku tak bisa menyeka kering airmata, emak.<br /> Kelapangan dada entah sejak kapan penuh sesak...<br /> <br /> Raih kejatuhanku, Emak.<br /> Jangan biarkan pekat menyirnakan yang sebenarnya aku<br /> Jangan....<br /> <br /> ...</span><br /> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiC-Cfxti9FZKYIBNYdOYLF4uxe_0VY12-Yembxm1QtT9V134dfEDQP4YHDEEMdpwo259UNqJBKQcHjqLzZJ06FCz2hwWVrM5KWaux6xjExlGzPyF2jaOSuxJK3C7B4XTR7a5oeAZHS8a0R/s1600/01-btob4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiC-Cfxti9FZKYIBNYdOYLF4uxe_0VY12-Yembxm1QtT9V134dfEDQP4YHDEEMdpwo259UNqJBKQcHjqLzZJ06FCz2hwWVrM5KWaux6xjExlGzPyF2jaOSuxJK3C7B4XTR7a5oeAZHS8a0R/s320/01-btob4.jpg" width="296" /></a></div>

Titik Terendah

Aku ingin menangis, Emak. Menumpahkah riuh kelabu yang terkumpul berwaktu - waktu. Ikhlas itu perkara rumit tuk ku leburkan dalam tiap bah...

Baca selengkapnya »