puisi indonesia - Fiksi Pasir dan Ombak di pantai kijing mempawah


( Lihatlah Laut, tempat kita bertemu merangkai - rangkaikan ujung buih gelombang.)


...Sebanyak butir pasir dipantai itu yang menghamparkan ke-ada-an di garis paling sisi, seperti itu rindu membiak-an diri, menebar butir - butir derunya pada pantai hati.

Kau tentu ingat laut, yang ketika kita mendekap resah ia mengkilaukan jingga yang dibagi mentari padanya.

"Aku ingin jadi jingga..." bisikku

Kau tertawa saja dan menyanggah ucapanku. Katamu, Ombak itu lah aku. Yang berlari - lari tiada letih, Selalu ceria dan bersemangat menyongsong waktu.

"Ah.. apa menurutmu aku ini pecicilan? Tak tetap pendirian? Tak bisa diam? Atau malah jangan - jangan kau juga ingin mengatakan bahwa hatiku juga suka berlari - lari?" Aku memasang wajah cemberut.

"Hey hey.. bukan begitu... Kamu itu seperti ombak, ombakku, yang berlari - lari tiada letih di hatiku. Membuat getar didalamnya, membersihkan pantai hatiku dari pencemaran emosi."

Ah ya, kau merayu... tapi aku suka kau rayu.

"Lalu, bila aku ombak yang berlari - lari itu maka kau apa?" Tanyaku

"Aku pasir yang menghampar di sepanjang pantai ini...."

"Pasir? Kenapa pasir?"

"Ya, pasir ini. Tempat kau pulang, tempat kau melabuhkan setiap hempasan, cinta, rindu, suka, duka, ceria, amarah. Apapun. Aku menggenggammu namun tidak membatasi gerakmu. Kau masih bisa berlari ketengah samudera, bermain dengan buih, tapi kau pulang padaku, Pasirmu, rumahmu."

"Tapi... tak setiap ombak bertemu pasir dipantai, kadang disebuah pantai yang ada hanya lumpur..."

"dan tak setiap pasir bertemu ombak kan? Di gunung, dikali, ditempat bangunan juga banyak pasir, hehehe... Pasir - pasir itu tak bertemu ombak. Aku tak berkata bahwa semua pasir adalah aku dan semua ombak adalah dirimu. Kau ombak dipantai hatiku, dan aku adalah hamparan pasir dipantai hatimu. Kita adalah Pasir dan Ombak yang ada di sebuah pantai, pantai yang kita ciptakan sendiri dengan mengikat-eratkan hati kita."

Kau mempererat dekapanmu, kurasa kau tau bahwa rindu yang ada dihatiku sebanyak butir pasir yang kaulambangkan sebagai dirimu dan se-bergemuruh ombak yang kau katakan itu aku...

Kalau pun kali ini kau juga hanya sekedar merayu, tapi aku membiarkan diriku hanyut didalamnya. Aku ingin mempercayai kau saja, biar hatiku ikhlas bahagia, biar senyumku tak lagi patah. Tetaplah setia untukku, seperti pasir yang setia menunggu ombak dipantai kita.





^____^


( Belajar Menulis Fiksi )

JUNI 2012

3 komentar:

 
Blogger TemplateLangit Jingga di Mempawah © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top