Suatu kali,
Burung enggang hinggapi ranting pohon bakau,
Karena tiba – tiba ia begitu ingin menatap laut
Di laut itu,
Pernah ia larungkan hati
Pernah ia sengaja biarkan jiwa hanyut mengikuti ombak
Kadang ia berfikir
Untuk apa kembali kesini?
Pesisir ini tak menerima jejak terbangnya..
Bukan ini tempat yang bias membuatnya hidup selayak Enggang yang lain,,
…tapi rindu
Sedemikian nyalang!
Masih diranting pohon bakau yang sunyi,
Burung Enggang membirkan gelisahnya tumpah…
Semakin lama,
Semakin ia tau
Bahwa kini, disini, hatinya semakin nyeri…
Ia selalu punya keinginan kembali melayari laut,
Tapi biduknya sudah lama bederai menghantam karang
Lalu apa yang diharap lagi??
Tak selalu asa yang bergaung dahsyat dapat menemu simpul nyata yang mengikat erat..
Tak…
“Kita pernah sehaluan,
Menyusuri pematang mimpi,
Memangkas kata jarak yang seperti harga mati…
Kita pernah,
Hanya pernah…” ia tulis iu dipasir sebelum kembali mengepakkan sayap
Dan pulang ke hutan gelap.
( Kepadamu... )
BalasHapusthanks for visit and comment on my blog. i like your poem. happy blogging
BalasHapus